Sabtu, 15 November 2008

Pentingnya Packaging

Kita mau bagi-bagi pengalaman mengenai packaging. Saya pernah kerja di salah satu biro desain di kota saya. Ada beberapa pengalaman desain yang mungkin udah banyak orang tahu ya, tapi mungkin juga belum. Tapi sebelumnya kita tilik sedikit mengenai perjalanan packaging itu sendiri.
Dulu packaging lebih dititikberatkan ke sisi fungsinya saja. Dan biasanya mengambil bahannya dari alam, semisal daun pisang, daun jati atau masih banyak lagi. Bahkan dahulu kala setiap makanan yang akan dikemas mayoritas memiliki berbagai filosofi masing-masing. Contohnya ketupat untuk hari lebaran, dari desain pengemasannya yang begitu rumit menunjukkan begitu banyak kesalahan manusia, yang mana bila dibelah akan menunjukkan warna putih menunjukkan hati manusia setelah memohon ampun dari Sang Kuasa.

Packaging sekarang telah dijadikan disiplin ilmu di jenjang pendidikan kuliah, bahkan ada jurusan khusus desain packaging. Pada intinya packaging adalah salah satu seni, ilmu, dan teknologi yang bertujuan untuk melindungi sebuah produk pada saat dikirim, disimpan, dan dijajakan (Kamus Wikipedia). Dan sekarang packaging dapat diartikan juga sebagai identitas sebuah produk. Packaging juga memiliki kemampuan menjual dirinya sendiri secara diam-diam, oleh karena itu packaging adalah ujung tombak sebuah produk dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli (Majalah Desain Grafis CONCEPT).
Saya ingin menceritakan pengalaman saya, mengenai packaging lebih luas lagi. Kantor tempat saya bekerja memiliki kop surat dan amplop yang menurut saya menarik, dan itu sangat berguna sekali saat mereka mengajukan penawaran kerjasama kepada calon klien. Terbukti sekitar 30-40% klien dengan jujur mau bekerjasama dikarenakan hanya terkesan dengan kop surat dan amplopnya yang menarik. Sepele kan?! Lalu bagaimana dengan kegiatan design proofing? Ada seorang pengusaha yang cukup sukses di kota saya berkata kepada saya, yang tertarik dan terkesan dengan proses proofing salah satu agency adv. Dia mengatakan, mereka selalu mengemas design proofing mereka dengan hanya visualisasi stof map yang menarik, disertai dengan catatan kecil dengan tujuan perevisian dan lainnya. Tentu saja hal itu merupakan salah satu layanan ataupun strategi mereka untuk mendapatkan rasa simpati calon klien kepada usaha mereka. Lalu bagaimana dengan presentasi? Bisa kah kita mengemasnya dengan hal yang tidak biasa? Tidak hanya dengan berdiri didepan dengan pakaian formal, dengan laptop, melakukan presentasi seperti biasanya. Lalu proposal..lalu..Bagaimana menurut anda??